Senin, 07 Februari 2011

PRINSIP KESANTUNAN

Nama : Kustijati
NIM : 07PSC00482
Mata Kuliah : Pragmatik


PRINSIP KESANTUNAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “prinsip” mempunyai arti: asas, kebenaran yang jadi pokok dasar orang berpikir, bertindak dan sebagainya. Dapat pula diartikan sebagai suatu hal yang dianggap sebagai acuan seseorang dalam bertindak, melakukan sesuatu serta berhubungan dengan orang lain.

Kata “Kesantunan” berasal dari kata “santun” yang berarti: halus dan baik budi bahasanya, tingkah lakunya; sopan, sabar dan tenang; mengasihani, menaruh belas kasihan; menolong, menyokong, meringankan kesusahan orang; memperhatikan kepentingan umum. Kemudian kata “santun” mendapatkan awalan “ke” dan akhiran “an” yang membentuk kata benda “kesantuan” sehingga mempunyai makna hal-hal yang berkaitan dengan kehalusan dan kebaikan; baik tingkah laku yang sopan, tutur kata baik sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa “prinsip kesantuan” dapat diartikan sebagai pokok atau acuan mengenai kesopanan, kesabaran, kehalusan, kebaikan, baik dalam cara bertutur kata maupun bertindak atau berhubungan dengan orang lain.

Pengertian Prinsip Kesantunan
Menurut Leech; bahwa dalam berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur perlu adanya sopan santun yang menunjukkan suatu kearifan, kedermawaan, pujian, kerendahan hati, kesepakatan, dan tumbuhnya rasa simpati. Sehingga timbul suatu sopan santun atau tata krama dalam berkomunikasi, saling menghormati, tidak merugikan orang lain dan orang lain merasa diuntungkan.
Prinsip kesantunan sendiri mempunyai beberapa pengertian menurut para ahli. Menurut Robin T.; bahwa dalam berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur, tak terjadi pemahaman kehendak, serta adanya pilihan (give option), sehingga pesan atau ide yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik dan timbul kesantunan serta adanya rasa nyaman dan ramah. Menurut Brown dan Lavinson; Prinsip kesantunan dititik beratkan pada pengaturan muka, apa adanya dalam bertutur, spontan ada jara sosial dalam berkomunikasi, diperlukan strategi kesantunan positif dan negatif.

Dalam perkembangannya, prinsip kesantunan dibedakan dalam berbagai jenis; 7 Prinsip Kesantunan secara umum:
1. Saling menghormati antara penutur dan mitra tutur.
2. Saling menjaga kearifan dalam bergerak maupun berkomunikasi.
3. Kedermawaan.
4. Tak memaksakan kehendak.
5. Tercipta rasa nyaman dalam bergerak.
6. Tercipta keramahan.
7. Tak suka membuat atau menghindari berkata bohong.
Menurut Leech, prinsip kesantunan terdapat beberapa jenis:
1. rendah hati
2. kekeluargaan
3. unggah-ungguh
4. luwes
5. rendah hati
6. bijaksana
7. pemurah
8. simpatik
Sementara itu, menurut Robin T. (1990) prinsip kesantunan sebagai berikut;
1. Jangan memaksa (don’t impose)
2. Berikan pilihan (give options)
3. Buatlah rasa nyaman, bersikap ramah (make a feel good, be friendly)
Perbedaan Prinsip Kesantunan
1. Menurut Leech
: Mementingkan emosi dan perasaan lebih santun.
2. Menurut Robin
: Penutur lebih mengutamakan mitra tutur dan bersifat demokratif.
3. Menurut Brown
: Perasaan seseorang dapat dilihat dari pancaran muka atau mimik, dalam berkomunikasi ada perbedaan antara tua – muda, pejabat atas – bawahan. Berusaha jangan sampai menyinggung perasaan mitra tutur, penutur mengutarakan apa adanya dengan maksud tak menyinggung.

Setelah pembagian prinsip kesantunan di atas, Leech membaginya dalam berbagai jenis maksim;
• Maksim kearifan (tart maxim); membuat kerugian orang lain sekecil mungkin, membuat keuntungan orang lain sebesar mungkin.
• Maksim kedermawanan (generosity maxim); membuat keuntungan diri sendiri sekecil mungkin, membuat kerugian diri sendiri sebesar mungkin.
• Maksim pujian (aprobation maxim); mengecam orang lain sedikit mungkin, memuji orang lain sebanyak mungkin.
• Maksim kerendahan hati (modesty maxim); memuji diri sendiri sedikit mungkin, mengecam diri sendiri sebanyak mungkin.
• Maksim kesepakatan (agreement maxim); mengusahakan agar ketidaksepakatan antara diri dan orang lain terjadi sedikit mungkin begitu juga sebaliknya.
• Maksim simpati (sympathy maxim); mengurangi rasa antipati kepada orang lain sekecil mungkin, meningkatkan rasa simpati sebanyak-banyaknya kepada orang lain.
Berbeda halnya dengan prinsip sopan santun yang dikemukakan oleh Sachiko Ide (1989); Kesantunan dipandang sebagai dasar untuk mempertahankan terjadinya komunikasi yang lancar. Kesantuan masyarakat Jepang tidak bersifat volisional (tergantung pada kemauan bebas penutur). Teori ide tentang pemahaman didasarkan pada penggunaan bentuk-bentuk honoritik, penggunaan bentuk honoritik bersifat mutlak, tidak tergantung pada kemauan bebas penutur dan menunjukkan ciri-ciri sosio-kultural dari penutur dan mitra tutur. Bentuk honoritik ditentukan oleh konvensional.

Sedangkan Thomas (1996) mengemukakan prinsin sopan santun sebagai berikut; Kesantunan merupakan prinsip pollyana, yaitu kesantuan yang menuntut orang untuk menggunakan cara terbaik dalam mengatakan sesuatu, terlalu pendek dikatakan sedikit pendek, tidak berhasil dikatakan belum berhasil.

LOKUSI, ILOKUSI, PERLOKUSI
Lokusi
Merupakan tindak tutur untuk menyatakan sesuatu atau dengan kata lain suatu perbuatan yang dilakukan penutur untuk mengujar kalimat. Tindak tutur kata sendiri mempunyai arti sesuatu yang benar-benar kita lakukan saat kita berbicara. Sesuatu itu berupa unit tuturan minimal dan dapat berfungsi, dalam hal ini adalah untuk berkomunikasi. Dari sini dapat dipahami, bahwa tuturan yang berupa sebuah kalimat dapat dikatakan sebagai tindak tutur jika kalimat itu berfungsi. Fungsi yang dimaksud adalah bisa merangsang orang lain untuk memberi tanggapan yang berupa ucapan atau tindakan.

Ilokusi
Merupakan tindak tutur untuk menginformasikan sesuatu dan juga melakukan sesuatu sejauh situasi tuturnya dipertimbangkan secara seksama. Ilokusi memiliki fungsi yaitu
1. Ilokusi Asertif; menyarankan, menyatakan, membual, mengeluh, mengklaim, melaporkan.
2. Ilokusi Direktif; memesan, memerintah, memohon, menasehati, merekomendasikan.
3. Ilokusi Komisif; berjanji untuk menawarkan sesuatu.
4. Ilokusi Ekspresif; meminta maaf, memuji, berterima kasih, mengancam.
5. Ilokusi Deklarasi; menetapkan.

Perlokusi
Merupakan tindak tutur yang dimaksudkan untuk mempengaruhi lawan tutur. Tindak tutur ini diucapkan untuk mendapat perhatian dari lawan tutur. Sebagai salah satu contoh; suatu kalimat ajakan, bersifat provokatif dengan tujuan orang lain dapat menyetujui dan mengikuti apa yang diungkapkan penutur. Tanggapan yang didapat dapat berupa penerimaan maupun penolakan. Penerimaan berupa salam balik, tanggapan balik terhadap ucapan selamat, baik ucapan simpati suka cita maupun simpati duka cita, tanggapan balik atas ucapan terima kasih, dan tanggapan balik atas permohonan maaf. Sedangkan penolakan dapat berupa suatu kalimat yang biasanya diikuti dengan kata tidak, gratis, terpaksa dan sebagainya. Penolakan merupakan ungkapan berupa kalimat atau wacana yang berisi informasi atau tanggapan menolak persembahan yang disampaikan oleh seseorang atau kelompok tertentu dengan cara-cara tertentu. Tipe ungkapan penolakan dapat berupa positif (sopan) maupun negatif (tidak sopan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar