Minggu, 18 Maret 2012

PROSESI ADAT BOYONG GROBOG, PERINGATAN HARI JADI KABUPATEN GROBOGAN KE 286

Dalam rangka memperingati hari jadi Kabupaten Grobogan yang ke-286, masyarakat Kelurahan Grobogan secara swadaya menggelar kirab budaya bernama 'PROSESI ADAT BOYONG GROBOG". Tepat di tanggal 4 Maret 2011 dengan rute menyusuri jalan utama Kecamatan Grobogan, Jl. Pangeran Puger, berbondong-bondong peserta devile bersemangat dan berjalan.


Acara ini digelar sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan terhadap Adipati Martopuro atau lebih dikenal dengan sebutan Pangeran Puger, yang merupakan pendiri sekaligus Bupati pertama Kabupaten Grobogan. "Boyong Grobog" diartikan sebagai suatu proses dimana sebuah "grobog" (tempat menyimpan persenjataan jaman dulu seperti keris), yang notabene merupakan cikal bakal nama Kabupaten Grobogan, "diboyong" atau diarak oleh karena perpindahan ibukota Kabupaten Grobogan yang semula di daerah Grobogan berpindah ke Purwodadi. 

Kirab budaya yang digagas oleh tokoh-tokoh masyarakat Grobogan ini, dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Grobogan, Bp. Icek Baskoro, didampingi oleh para Muspida yang berkesempatan melihat langsung jalannya prosesi. Menjadi suatu penghargaan besar bagi seluruh masyarakat Grobogan, adanya suatu acara budaya yang akan digelar dan menjadi agenda tahunan ini. Bentuk upaya ini menjadi salah satu kegiatan promosi wisata budaya di daerah Grobogan. Selain daripada itu, acara ini juga mengisyaratkan bahwa masyarakat Grobogan sangat haus akan "nguri-nguri" kabudayan leluhur serta ingin mempersembahkan sesuatu sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Kirab terdiri dari barisan marching band dari SMP Negeri 3 Purwodadi, jajaran kereta kencana, baik yang membawa "Grobog" maupun para tokoh yang terlibat. Adapula barisan para punggawa, putri-putri, serta jajaran kesenian tradisional seperti angguk, rebana, dan barongan atau biasa dikenal dengan sebutan "reog". Selain itu, sebagai wujud syukur masyarakat, terdapat 10 gunungan yang terdiri dari hasil tanah dan jajanan pasar tradisional, perlambang kemakmuran dan kesejahteraan yang didapat oleh masyarakat Grobogan.

Kiranya, dengan adanya suatu prosesi adat, dapat meningkatkan citra Grobogan di mata budaya Indonesia, serta mampu mendongkrak festival-festival budaya lain, pada akhirnya meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pariwisata budaya, serta mengefek pada kepedulian masyarakat terhadap peningkatan kesejahteraan sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar